Corat-Coret: Awal Keterampilan Menggambar dan Mewarnai


Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Salah satu cara untuk mengembangkan keterampilan anak balita dalam menggambar dan mewarnai adalah dengan kegiatan corat-coret. Anak- anak balita sangat menyukai kegiatan ini. Biasanya muncul di usia 2 tahunan, berupa garis-garis yang belum berarti. Di usia 3 tahunan ia bisa menggambar garis lengkung, lurus, lingkaran, dan di atas usia 4 tahun umumnya mulai bisa menggambar bentuk rumah, orang, dan yang lainnya.

Awalnya, cara anak memegang alat corat-coret masih kasar, sehingga corat-coretnya masih berbentuk garis-garis tak beraturan. Namun, makin lama akan makin bagus dengan seringya ia melakukan aktivitas ini, yang berarti pula caranya memegang alat makin baik. Itu sebabnya kegiatan ini amat membantu perkembangan motorik halusnya, yang nanti dibutuhkan untuk menggambar, mewarnai, menulis, dan lainnya.

Aktivitas corat-coret juga merupakan kreativitas alamiah yang ada pada tiap anak dan menjadi media buatnya mengekspresikan diri, baik pikiran maupun perasaan. Bila ia sedang marah, misal, tentu coretan- coretannya akan berbeda bila ia lagi senang. Manfaat lain, anak belajar mengenal aneka warna dan merasa senang bisa ber"karya".

CORAT-CORET TEMBOK

Kita harus melarangnya bila kegiatan ini dilakukan tak pada tempatnya, karena anak harus tahu tempat-tempat tertentu yang mesti dijaga dan dirawat dengan baik, juga tak merugikan atau mengganggu orang lain. Caranya beri pengertian, "Adek tak boleh mencoret-coret tembok karena tembok ini sudah bersih. Kalau Adek coret-coret, temboknya jadi kotor dan susah dibersihkan." Lalu berikan alternatifnya, "Nih, Bunda sediakan kertas-kertas, Adek bebas sepuas-puasnya coret-coret di sini."

Bila ia kembali melakukannya, katakan dengan lembut, "Bunda kan sudah bilang jangan coret-coret di tembok. Tapi kenapa Adek masih melakukannya juga? Bunda jadi sedih. Lain kali coret-coretnya di kertas ya. Kan Bunda sudah siapin kertasnya." Anak memang tak bisa diharapkan langsung berubah hanya dengan satu kali diberi pengertian, melainkan harus terus berulang-ulang.

Solusi lain, anak dibolehkan mencoret tembok di bidang tertentu saja yang sudah disepakati bersama. Sarana ini memberi kesempatan anak bereksperimen dengan bebas. Namun bila ia mencoret di tembok lain, suruh ia membersihkannya agar ia tahu mana yang boleh dan tak boleh tapi tetap dapat bereksperimen dan berekplorasi.

Namun jangan sekali-kali menghukumnya secara fisik seperti dipukul. Selain membuatnya merasa sakit secara fisik, juga ia tak tahu apa yang harus dilakukannya karena hukuman belum memberi tahu tentang perilaku apa yang baik. Dengan kita mengatakannya "Tak boleh!" saja, sebenarnya sudah hukuman bagi anak. Sebab ia melihat orangtuanya tidak senang, sementara setiap anak selalu ingin ada hubungan kasih sayang dengan orangtua. Sebaliknya, bila orangtua memberi pujian, anak pun akan senang karena terpancar dari raut muka ibunya yang juga senang.

SARANA DAN PRASARANA

Antara lain kertas gambar, papan tulis, kapur warna, pensil warna, krayon, dan lainnya. Untuk batita, alat corat-coretnya yang tepat adalah krayon, pilih yang ukurannya besar dan tebal agar ia lebih mudah memegangnya.

Sarana dan prasarana ini juga penting untuk memunculkan keingingan corat-coret pada si anak. Jika anak belum pernah melihat sarana dan prasarananya, maka keinginan untuk corat-coret belum timbul.

Bila ia gemar corat-coret tembok, tempelkan kertas-kertas berukuran besar di tembok atau sediakan papan tulis (white board) di suatu pojok/ruang tertentu. Dengan begitu, ia merasa punya privasi bahwa pojok ini miliknya dan ia boleh melakukan apapun yang disenanginya tanpa harus corat-coret di tembok.

Kategori Bahan PEPAK: Anak - Murid

Sumber
Judul Buku: 
Nakita: Mainan dan Permainan
Halaman: 
49
Penerbit: 
PT Sarana Kinasih Satya Sejati
Kota: 
Jakarta
Tahun: 
2001

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar