Pola Kasih


Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Kesaksian berikut ini juga dapat Anda jadikan sebuah konsep untuk membuat satu naskan drama Natal. Silakan Anda berkreasi dan ciptakan drama yang bisa memberikan berkat bagi semua orang.

POLA KASIH

Saya tidak bertanya kepada Timmy, yang berumur sembilan tahun, atau kepada adiknya yang berumur tujuh tahun, Billy, mengenai kertas pembungkus warna coklat yang berkali-kali pindah tangan di antara mereka berdua setiap kali kami memasuki toko.

Setiap tahun pada masa Natal, kelompok pelayanan kami mengajak anak- anak dari keluarga yang kurang mampu di kota kami untuk berbelanja ditemani oleh satu orang. Kebetulan saya harus menemani Timmy dan Billy, yang ayahnya sedang menganggur. Sesudah memberikan uang kepada mereka masing-masing empat dolar, kami mulai berkeliling. Di setiap toko saya memberikan usul, tetapi mereka selalu menjawab dengan gelengan kepala yang mantap. Akhirnya saya bertanya, "Kalian mungkin punya usul toko mana yang harus kita datangi?"

"Bisakah kita pergi ke toko sepatu, Pak?" jawab Timmy. "Kami ingin memberikan sepasang sepatu kerja untuk ayah."

Di sebuah toko sepatu, pramuniaga menanyakan apa yang mereka perlukan. Mereka mengeluarkan kertas coklat itu. "Kami memerlukan sepasang sepatu kerja yang pas untuk kaki ini," kata mereka.

Billy menjelaskan gambar di kertas coklat itu adalah pola kaki ayah mereka. Mereka menggambarnya waktu ayahnya tertidur di sebuah kursi.

Pramuniaga itu mencocokkannya dengan penggaris, lalu ia pergi. Tidak lama kemudian, ia datang dengan sebuah kotak yang terbuka. "Apakah sepatu ini cocok?" tanyanya.

Timmy dan Billy memegang sepatu itu dengan sangat gembira. "Berapa harganya?" tanya Billy.

Timmy melihat harga yang tertera di kotak sepatu itu. "Enam belas dolar sembilan puluh lima sen," katanya kaget. "Kita hanya mempunyai uang delapan dolar."

Saya memandang pramuniaga itu dan ia berdehem, "Itu harga biasa," katanya, "tetapi sepatu itu sedang diobral; harganya menjadi tiga dolar sembilan puluh delapan sen, khusus untuk hari ini."

Lalu, sambil memegang sepatu itu dengan gembira, mereka membelikan juga hadiah untuk ibu dan kedua adik mereka. Mereka sama sekali tidak memikirkan diri mereka sendiri.

Sehari sesudah Natal, ayah anak-anak itu menghentikan saya di tengah jalan. Ia memakai sepatunya yang baru, dan di matanya terpancar rasa terima kasih. "Saya berterima kasih kepada Yesus karena ada orang- orang yang mau memperhatikan orang lain," katanya.

"Dan saya berterima kasih kepada Yesus untuk kedua anak laki-laki Anda," jawab saya. "Mereka mengajarkan saya banyak hal tentang Natal dalam satu hari, lebih daripada yang sudah saya pelajari sepanjang hidup saya."

- Jack Smith
Seperti yang diceritakan kepada Raymond Knowles

Kategori Bahan PEPAK: Perayaan Hari Raya Kristen

Sumber
Judul Buku: 
Kisah Nyata Seputar Natal
Pengarang: 
-
Halaman: 
68 - 69
Penerbit: 
Yayasan Kalam Hidup
Kota: 
Bandung
Tahun: 
1989

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar