Pertanyaan dan Jawaban tentang Allah

Jenis Bahan PEPAK: Tips

Apa yang Anda katakan kepada seorang anak yang bertanya tentang Allah? Agar jawaban itu bermakna, jawabannya harus cocok dengan tingkat pemahaman anak pada saat itu. Misalnya, orang dewasa yang dingin dan cenderung mengambil jarak dengan anaknya akan kurang berhasil dalam menjelaskan bahwa Allah mengasihi seorang anak. Orang dewasa yang penuh kasih dan pengertian mungkin mengucapkan kata-kata yang sama, tetapi pengaruh jawabannya pada anak akan amat berbeda. Sikap orang dewasalah yang membuat perbedaan itu.

  1. Akui jika Anda tidak tahu jawabannya.

    Jawaban apa pun bagi pertanyaan anak tentang Allah harus masuk akal bagi orang dewasa, bukan sekadar usaha untuk membeo apa yang dianggap jawaban yang "benar". Memberi jawaban yang tidak benar-benar dipercayai orang dewasa hanya akan menjadikan diskusi tentang Allah bersifat munafik. Anak pasti akan mengetahui ketidaksesuaian itu cepat atau lambat. Lebih baik berkata, "Saya tidak tahu. Ada banyak hal tentang Allah yang tak seorang pun benar-benar mengetahuinya." Seorang ayah menanggapi pertanyaan yang rumit dengan cara seperti ini: "Papa tidak tahu bagaimana menjawabnya. Itu pertanyaan yang bagus, tetapi Papa perlu berpikir tentang hal ini selama beberapa hari. Papa mungkin akan bertanya kepada orang lain. Papa berjanji akan melakukan yang terbaik untuk menemukan jawaban itu bagimu."

  2. Hindari jawaban yang terlalu sederhana atau muluk-muluk.

    Beri jawaban yang paling singkat dan akurat terhadap sebuah pertanyaan, kemudian tanyakan, "Apakah penjelasan ini menjawab pertanyaanmu?" Anak tersebut akan memberitahu Anda apakah ia ingin tahu lebih lanjut atau tidak.

Berikut beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan anak-anak.

  1. Seperti apakah Allah itu?

    Seorang guru menjawab demikian, "Tak seorang pun yang pernah melihat Allah, jadi kita tidak tahu seperti apa Dia. Alkitab memang kadang-kadang menggambarkan Dia seperti manusia untuk menolong kita memahami-Nya."

  2. Di mana Allah tinggal?

    Sebuah jawaban yang bisa diberikan adalah: "Allah ada di mana-mana pada saat yang bersamaan. Tak seorang pun mengerti bagaimana Dia melakukan hal itu, tetapi kita tahu bahwa hal itu memang benar." Jawaban ini mungkin tidak sepenuhnya memuaskan anak, tetapi lebih baik daripada mengatakan bahwa Allah ada di "surga" yang jauh. Juga, membiarkan anak tinggal dalam realitas misteri memberikan sarana untuk menghindari jawaban yang disederhanakan yang terkunci di benak anak saat ia bertumbuh makin dewasa.

  3. Di mana surga?

    Mirip dengan pertanyaan sebelumnya. Anak mendengar istilah itu digunakan dalam kalimat sebagai suatu nama tempat dan beranggapan bahwa tempat itu merupakan lokasi fisik. Karena anak kecil tidak dapat memahami hal yang bersifat nonfisik, pertanyaan ini mendorong orang tua untuk mencari bantuan dari "pakar", atau berlindung di balik jawaban sederhana, "Surga ada di langit, di atas sana." Namun, jawaban ini justru menimbulkan masalah ketika anak naik pesawat terbang atau melihat peluncuran roket di layar televisi. Ada orang tua yang lebih suka menjawab begini, "Surga itu nyata, tetapi tak seorang pun di dunia yang pernah melihatnya. Alkitab mengatakan bahwa surga itu luar biasa indahnya. Tetapi surga begitu berbeda dengan segala tempat yang kita ketahui sehingga amat sukar untuk kita pahami." Jawaban ini tidak membebaskan anak dari pemahaman tentang surga dari sudut pandang yang bersifat fisik, tetapi paling tidak jawaban ini memalingkan pengertian bahwa surga adalah jalan untuk dilalui pesawat, jet.

  4. Kapan saya akan ke surga?

    Seorang guru hanya menjawab, "Saya tidak tahu. Saya kira saatnya belum tiba."

  5. Bagaimana Allah memelihara saya?

    Pertanyaan ini merupakan pokok dari beraneka ragam pertanyaan yang tidak terbatas tentang peranan Allah dalam kehidupan anak. Jawaban terbaik adalah memusatkan perhatian anak pada pemeliharaan khusus Allah bagi kelangsungan hidup manusia. "Allah menciptakan seluruh dunia dengan tanaman dan binatang yang berguna untuk kita. Dan Allah merencanakan agar manusia memiliki tubuh yang kuat sehingga dapat menggunakan ciptaan-ciptaan Allah yang diperuntukkan bagi kita. Dan Dia merencanakan agar kita memiliki keluarga dan teman sehingga kita dapat saling menolong." Jawaban ini menolong anak menghargai kemampuannya sebagai pemberian Allah dan bersyukur atas orang-orang yang merupakan bagian dari hidupnya. Hal ini juga menghindari pandangan yang muluk-muluk bahwa Allah melindungi dengan cara ajaib dan mengabaikan tanggung jawab tiap individu.

  6. Apakah Allah suka marah?

    Merupakan jenis pertanyaan untuk mengetahui tanggapan Allah atas tindakan anak. Interpretasi anak tentang kemarahan amat tergantung pada ekspresi kemarahan yang dialaminya ketika berinteraksi dengan orang lain. Salah satu jawaban yang paling baik diberikan oleh nenek Andrea: "Allah begitu mengasihimu, Andrea sehingga Dia selalu ingin kamu melakukan yang terbaik sehingga kamu dan orang lain akan bahagia. Jika kamu melakukan yang tidak baik, Allah sedih karena Dia tahu bahwa kamu tidak sungguh-sunggah merasa bahagia."

  7. ;

Kategori Bahan PEPAK: Metode dan Cara Mengajar

Sumber
Judul Buku: 
Mengenalkan Allah Kepada Anak (Terjemahan dari Teaching Your Child About God)
Pengarang: 
Wes Haystead
Halaman: 
145 -- 147
Penerbit: 
Yayasan Gloria
Kota: 
Yogyakarta
Tahun: 
1996